TERNATE, OM – Guna menangani permasalahan sampah di Kota Ternate, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate, Muhammad Syafei meluncurkan project perubahan dengan nama Gerakan Si Lisa atau Strategi Pengelolaan Sampah Untuk Meningkatkan Nilai Ekonomi Di Kota Ternate.
Project perubahan ini merupakan bagian dari inovasi pendidikan dan pelatihan kepemimpinan nasional yang sedang diikutinya. Tindaklanjut dari project perubahan tersebut, Muhammad Syafei kemudian membentuk tim efektif eksternal sekaligus Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung di Bank Indonesia Perwakilan Maluku Utara, Selasa (20/08/2024).
FGD menghadirkan stakeholder terkait antara lain Pimpinan OPD, para Camat, DLH Provinsi Maluku Utara, dunia perbankkan, pelaku usaha swasta, para Lurah, komunitas penggiat lingkungan, media dan sejumlah undangan lainnya. Untuk narasumber yang dihadirkan secara virtual adalah Daru Setyorini dan Tonis Afrianto dari ECOTON (Ecological Observation and Wetland Conservations).
Muhammad Syafei kepada hallomalut.com mengatakan dirinya mengambil konsep Gerakan Si Lisa karena sesuai dengan kesehariannya di kedinasan lingkungan hidup. Sampah mendapat skor tertinggi yang perlu diselesaikan, dan FDG yang telah dilaksanakan merupakan awal untuk meminta dukungan stakeholder agar mau mendukung penyelesaikan sampah tersebut.
“FDG ini adalah untuk memperoleh dukungan stakeholder terkait karena menyelesaikan sampah tidak bisa pemerintahan sendiri apalagi DLH sendiri, harus kerjasama semua pihak termasuk masyarakat“ kata Kepala Dinas
Muhammad Syafei juga mengatakan FGD banyak memberikan gambaran tentang bagaimana meningkatkan nilai ekonomi dari bahan buangan masyarakat. Gambaran ini merupakan upaya dari keinginan pemerintah mengajak partisipasi publik untuk bersama-sama mengurangi sampah yang telah dihasilkan. Partisipasi publik sangat penting untuk mewujudkan Ternagte sebagai kota yang bersih dari sampah. Stakeholder diharapkan bisa berberan sesuai bidangnya masing-masing.
“Mereka mengerti dan mau melakukan, tinggal bagaimana dikembangkan, saya akan kejar hal baik ini untuk kita bersinergi dan berkelanjutan sampai tahun depan dan seterusnya sehingga kota ini menjadi gaya hidup life style peduli terhadap lingkungan” tambah Syafei merespon dukungan peserta FGD
Pihak perbankkan menurut Syafei juga memiliki kepedulian yang sama untuk urusan sampah, jika memungkinkan adanya pembiayaan maka pasti akan difasilitasi dengan aturan tertentu. Begitupun dengan lembaga lain termasuk BAZNAS Kota Ternate.
“Insya Allah sesuai peran masing-masing, perbankkan punya program pembiayaan, jika ada yang butuh pembiayaan kita dekatkan dengan perbankkan melalui aturannya atau persyaratannya masing-masing sehingga ekonomi sirkuler bisa dipercepat karena ini sudah darurat” tutup Syafei.
Konversi sampah menjadi beberapa barang ekonomis saat itu sedang dikembangkan Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate. Sampah berhasil diubah menjadi beberapa produk turunan seperti batako, paving block, pupuk dll. Edukasi pemanfaatan sampah menjadi produk baru ini hanya Sebagian dari upaya merangsang masyarakat Kota Ternate agar bisa berinvestasi menjadikan sampah menjadi peluang ekonomi baru yang menjanjikan untuk masa mendatang. (HM19)